Friday, May 24, 2013

Kesalahan Berpikir dan Mitos Sosial


     Dalam sebuah siklus kehidupan sosial, sering kali kita menemukan berbagai gejolak kehidupan masyarakat yang biasanya memicu berbagai tindakan dari masyarakat, bahkan bisa menimbulkan sebuah tindakan anarkis. Hal tersebut disebabkan karena adanya sebuah kesalahan berpikir masyarakat yang masih memegang teguh mitos dalam menjalani kehidupan sosial. Berikut sedikit ulasan mengenai Kesalahan Berpikir dan Mitos Sosial. Kita saksikan bersama-sama setelah pariwara berikut ini..

*iklan komersil*

     Seperti yang telah diungkap dalam prolog di atas, maka saya akan membahas mengenai dua hal penting yang sering terjadi namun tidak disadari oleh masyarakat. Mereka adalah: Kesalahan Berpikir dan Mitos Sosial.
     Pertama adalah mengenai kesalahan berpikir, sebenarnya apa esensi dari dua kata tersebut? Kesalahan berpikir merupakan sebuah ketidak-sinergisan antara isi akal pikiran dengan realita yang harus dijalani oleh masyarakat. Kesalahan berpikir ini timbul akibat adanya kebutuhan masyarakat terhadap sebuah perubahan. Apakah yang dimaksud dengan perubahan? Perubahan adalah suatu kondisi dimana adanya gejolak atau perubahan strukturdan fungsi dalam satu sistem sosial. Perubahan dibagi menjadi 2 jenis; perubahan alami dan perubahan ikhtiari. Seperti kita tahu perubahan alami adalah perubahan yang berasal atau bersumber dari alam, sedangkan perubahan ikhitari adalah perubahan yang terjadi akibat adanya campur tangan dari manusia. Kedua perubahan tersebut adalah hal yang sangat wajar dan saling berkaitan, perubahan alami memang sudah hakikatnya terjadi karena adanya sebuah siklus, sedangkan perubahan ikhtiari juga hal yang wajar karena manusia diberikan akal pikiran oleh tuhan untuk melakukan sebuah perubahan, jadi menusia hendaknya tidak hanya menunggu sebuah perubahan dari alam.

1. Intelektual Culdesac : kebuntuan dalam berpikir. Istilah kebuntuan berpikir dapat diartikan jika melihat ketujuh poin penjelasan tentangnya, antara lain:
  • Over generalization, adalah memandang sesuatu berdasarkan suara mayoritas. Misalkan kita sering mendengar istilah bahwa *maaf tidak bermaksud rasis* orang Batak adalah orang yang bertabiat keras, orang Padang adalah orang yang pelit. Kedua hal tersebut dianggap benar karena ada sebagian kecil dari mereka yang mempunyai sifat demikian, hal tersebut justru tidak seharusnya mewakili kondisi sebuah suku atau wilayah karena masyarakat hanya mengeneralisasikan sifat tersebut kepada satu wilayah tertentu.
  • Retrospective Determinance, adalah men-judge seseorang karena melihat seseorang tersebut di masa lampau. Misalkan si A berteman dengan si B pada masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), kemudian berpisah selama beberapa belas tahun hingga saat tiba akan bertemu kembali. Si A berkata kepada temannya, si C bahwa temannya si B yang dulu waktu SD itu adalah anak yang bodoh akan datang menemuinya. Kata bergaris miring tersebut lah yang disebut dengan retrospective determinance. Padahal belum tentu si B akan tetap menjadi bodoh selama belasan tahun.
  • Post hoc ergo proper hoc, adalah menganggap adanya hubungan sebab akibat terhadap satu hal dengan hal yang lain. Contohnya adakah sejak dipimpin oleh SBY,Indonesia sering mengalami bencana alam. Padahal hal tersebut adalah sangat tidak logis,karena semua bencana adalah pemberian Tuhan. *yaaah meskipun banyak oposisi yang tetap kekeuh berkata demikian.
  • Misplaced Concreetness, adalah sebuah kesalahan dalam menempatkan kebenaran. Misalnya ia terlalu menyalahkan takdir tanpa memandang apa yang sudah ia perbuat.
  • Argumentum ad verecundiam, adalah melandaskan sesuatu argumen kepada hal yang telah diterima kebenarannya, seperti Al-Quran dan hadits, Undang-Undang, dan kitab suci lainnya tanpa menelaah lebih dalam bagaiamana tafsir dari landasannya tersebut.
  • Falacy composition, adalah terlalu mengikuti jejak keberhasilan seseorang dengan penuh keyakinan akan bernasib sama.
  • Cicular reasoning, adalah terlalu berputar-putar dalam menyampaikan argumen namun tidak memiliki satu sebab pasti dalam argumennya tersebut.

2. Mitos Sosial.
     Mitos adalah sesuatu belum tentu benar namun dipercaya oleh banyak orang, sehingga menjadi seolah-olah hal tersebut adalah benar. Mitos terbagi menjadi 2, antara lain:
  • Mitos deviant, adalah mitos yang dipercaya bahwa sebuah keturunan harus mengikuti sifat dri inangnya. Apabila terjadi sebuah perubahan, maka hal tersebut dianggap sebuah penyimpangan. Mitos deviant juga menempatkan arti bahwa masalah sosial yang ada dianggap memiliki fungsi sendiri, sehingga mereka tidak ingin merubahnya. Hal tersebut justru sangat buruk, karena jika suatu wilayah mempunyai hampir semua masyarakatnya mengidap maslaah sosial dan jika tidak dilakukan perubahan, maka akan mengakibatkan hal yang lebih buruki dari keadaan sebelumnya.
  • Mitos trauma, adalah mitos yang dipercaya karena adanya sebuah kejadian masa lampau yang menguatkan kepercayaan mereka terhadap sebuah mitos, atau adanya kejadian sebuah perubahan namun mengakibatkan gejolak dalam kehidupan mereka sehingga menyebabkan stres. Ada 5 hal penyebab mengapa sebuah perubahan ditolak oleh suatu masyarakat:

- Perubahan dianggap mengancam basic security,seperti sandang,pangan dan papan.
- Tidak dipahami dengan baik dan masyarakat merasakan berbagai spekulasi
- Dirasakan adanya paksaan terhadap sebuah perubahan
- Dianggap berbenturan dengan norma yang lebih tinggi
- Dianggap tidak sesuai dengan kalkulasi rasional

     Demikianlah apa yang bisa sampaikan tentang kesalahan berpikir dan mitos sosial. Memang untuk melakukan sebuah perubahan, tidak semudah membalikkan telapak kaki, eh telapak tangan, butuh waktu yang sangat panjang, kerja keras dan kesabaran karena didunia ini tidak ada sesuatu yang instan,bahkan mie rebus pun bukan hal yang patut untuk dinamakan mie instan, karena dalam kemasannya pun tertera kalimat "proses penyajian". Melakukan sebuah perubahan artinya menghadapi sebuah mitos yang dipercaya oleh suatu masyarakat yang juga masih mengalami berbagai jenis kesalahan berpikir.

     Sekian dan terima kasih, apabila ada kritik, saran dan tambahan mengenai materi terkait, silahkan mengirimkan argumennya kedalam posting ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di lain waktu.

*materi disampaikan oleh Mas Arif Al-Buny, wali amanat SPK KIBAR.

Best regard,
Abdus Somad

No comments:

Post a Comment