Wednesday, September 7, 2016

Menanam Mint - Grow Your Own Mint

Kalau Anda penggemar permen "pedas", mungkin tak akan asing lagi dengan perisa mint, atau biasa ditulis sebagai peppermint atau spearmint. Kemudian sempat terbesit, seperti apa bentuk dari sumber perisa mint tersebut? Karena tak mungkin bersumber dari pasta gigi, kan?

Sebelum lebih jauh, memang belum banyak orang yang tahu bentuk dari mint itu sendiri, apalagi jenis-jenis dari mint. Mint merupakah tanaman jenis semak perdu yang daunnya memiliki kandungan minyak atsiri dengan aroma yang kuat. Minyak atsiri inilah yang memberikan sensasi segar saat mengonsumsi makanan berperisa mint. Tanaman mint sendiri memiliki banyak jenis: peppermint, spearmint, chocolate mint, long leaves mint, dan jenis mint lainnya. Namun yang umum digunakan adalah peppermint (Mentha piperita) dan spearmint (Mentha spicata).

Daun mint (Mentha spicata) dalam pot 
Kemudian banyak orang yang jadi penasaran, bisa mendapatkan daun mint dari mana? Banyak yang dijual di supermarket, umumnya juga yang dijual adalah spearmint, karena rasanya yang segar dan manis. Cocok untuk dicampur dalam minuman hangat ataupun dingin. Nah, dulu sebelum saya punya sendiri tanaman mint di rumah, pasti membeli di supermarket. Lalu dari batang yang sudah tua dan berakar ditanam lagi ke tanah. Masih gambling juga, karena bisa jadi batangnya sudah terlalu tua sehingga busuk di tanah. Harus jeli memilih batang mint dari swalayan.

Semenjak mulai kembali rutin berkebun di rumah, saya kembali mencoba menanam mint sendiri. Jadi pasokan daun mint selalu tersedia kapanpun dibutuhkan. Bagaimana caranya? Mudah sekali!


Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

  1. Siapkan media tanam (campuran tanah, sekam bakar (optional), dan kompos dengan rasio 1:1:1)
  2. Siapkan pot kecil, supaya mudah diletakkan di teras, sehingga lebih banyak mendapatkan sinar matahari
  3. Pilih batang mint yang cukup kuat, berakar atau bertunas kecil, dan tidak terlalu muda
  4. Jika dibutuhkan dan jika tidak memiliki teras di rumah, bisa menggunakan rak sepatu. Tujuannya selain untuk mendapatkan sinar matahari, juga bisa menghindari gangguan hama rumah seperti tikus atau hewan lainnya. 
  5. Setelah alat dan bahan siap, langkah pertama adalah mencampur komposisi media tanam dengan merata. Tujuan dari penambahan sekam bakar adalah untuk membantu kelancaran drainase dalam pot. Kemudian campuran media tanam tersebut dimasukkan ke dalam pot-pot kecil.
  6. Setelah itu, batang mint ditancapkan ke pot yang sudah diisi media tanam. Bisa menancapkan 2-3 batang mint ke dalam pot, supaya jika terjadi kegagalan pada 1 batang, batang lainnya masih bisa memberikan harapan tumbuh.
  7. Jika sudah ditancapkan, siram dengan air secukupnya. Kemudian letakkan di tempat yang sulit dijangkau tikus atau hewan lainnya. Disarankan tempat yang agak tinggi, dan cukup sinar matahari. Alasannya adalah karena tikus rumahan gemar "membongkar" pot yang baru ditanami sesuatu. Meskipun, sebagai informasi, tikus sendiri tidak suka dengan aroma dari tanaman mint.
  8. Tunggu beberapa hari sampai seminggu, akan muncul tunas kecil dari ruas batang mint tersebut. Pertanda bahwa penanaman berhasil.
  9. Jika sudah berumur sekitar 2-3 minggu (tergantung dari ukuran pot yang digunakan), tanaman mint sudah siap dipindahkan ke pot yang lebih besar. Atau jika ada, bisa dipindahkan ke lahan terbuka di pekarangan rumah. Karena mint ini akan berkembang dengan cepat dan memunculkan banyak sulur-sulur baru. Sulur inilah yang akan tumbuh sebagai tanaman mint yang baru.
  10. Jika sudah rimbun, jangan lupa rutin dipangkas supaya semakin rimbun. Mint bisa digunakan daun dan batangnya, jadi setelah dipangkas, bisa langsung digunakan atau dikeringkat terlebih dahulu.
Selamat menanam mint di rumah!

Tanaman mint dalam pot yang sudah rimbun
Sulur mint yang menjalan di dalam pot
Sulur mint yang sudah bertunas, bisa dipotong dan
dipindahkan ke pot baru