Monday, August 31, 2015

Cerita Tanah Suci

Tulisan ini dibuat saat sedang rindu dengan 2 Tanah Suci, Makkah dan Madinah. Dan akan selalu rindu...

Siapa yang tidak kenal dengan 2 tempat tersebut? Bahkan umat non-muslim pun mengenalnya. Semua umat Islam pasti ingin selalu dekat dengan tuhannya, fitrahnya sih begitu. Ada banyak jalan bagi manusia untuk merasa dekat dengan-Nya, beribadah dengan penuh keikhlasan akan terasa manis dalam jiwa, itu yang bisa disebut sebagai salah satu manisnya iman. Dua di antara ibadah lain adalah Haji dan Umroh, yang secara harfiah berarti “mengunjungi” atau “berziarah”. Kita tahu, Haji dan Umroh adalah sebuah ritual kegamaan sebagai puncak aktualisasi diri terhadap tuhan-Nya, dengan cara mengunjungi tempat-tempat yang paling dirahmati, Makkan dan Madinah. Di mana di kedua kota tersebut berisi banyak catatan sejarah dalam bentuk artefak gunung-gunung dan bangunan-bangunan yang menggugah nurani. Peninggalan perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, seakan terasa kuat saat berhasil mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Gambar 1: Ka’bah
Sumber: Dokumentasi pribadi
Tempat dengan suasana spritual paling kuat adalah Kabah, yang terletak di kota Makkah. Masih ingat saat awal 2015 mengunjungi tempat tersebut dalam rangka ibadah Umroh, secara refleks air mata turun membasahi kelopak mata ketika kaki menginjak pelataran Masjidil Haram, tempat Kabah berdiri kokoh di dalamnya. Entahlah apa yang saat itu saya pikirkan, namun hanya batin yang mampu memaknainya. Speechless, karena merasa pada akhirnya mampu melihat langsung sebuah simbol umat Islam terbesar yang ada. Terlebih saat melihat langsung bangunan kubus hitam berhias benang emas tersebut, seakan diri ini jatuh ke dalam titik taubat yang paling dalam. Guru saya berkata, jika kita berhasil menitikkan air mata tanpa sebab yang jelas saat melakukan ibadah, justru kita telah merasakan getaran iman dalam hati. And I thought I did it.

Gambar 2: Pelataran dan Payung Masjid Nabawi
Sumber: Dokumentasi pribadi
Selain Kabah di kota Makkah al-Mukarrom, ada tempat lain yang menjadi saksi sejarah kebangkitan umat Islam di kota Madinah, ia adalah Masjid Nabawi, Masjid yang dibangun langsung oleh tangan mulia Nabi Muhammad SAW. Sebelum bercerita mengenai Masjid Nabawi, saya selalu terkesan dengan sepanjang perjalanan dari Makkah-Jeddah-Madinah yang melewati jalan panjang, di mana di sisi jalan banyak dijumpai pegunungan batu. Ada bagian di mana saya takjub dengan banyaknya batu-batu sebesar kira-kira ban mobil bertebaran di sisi jalan. Menurut kisah, batu-batu tersebut adalah sisa dari kisah zaman Nabi Nuh AS yang sengaja tidak dibereskan.
Gambar 3: Bebatuan besar sepanjang jalan menuju Madinah
Sumber: Dokumentasi pribadi
Selain itu banyak dijumpai padang pasir yang berhias hewan unta yang sedang digembala. Kembali kepada Masjid Nabawi, sebuah masjid yang khas dengan payung-payungnya, di mana juga di dalamnya terbaring jasad Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Serta terdapat juga makam Baqi, makam para sahabat Nabi yang lain. Konon, makam Nabi Muhammad SAW tak lain merupakan rumahnya, di mana menurut cerita sejarah, rumahnya itu dikelilingi oleh sebuah taman, yang saat ini disebut sebagai Roudhah Jannah atau Taman Surga. Di dalam Masjid Nabawi juga terdapat mimbar Nabi yang terletak disamping kubikel makam. Sampai saat ini, dan mungkin sampai kapanpun, makam tersebut tak pernah sepi dikunjungi oleh para peziarah Muslim dari seluruh penjuru dunia, yang dengan antusias ingin melihat langsung makam dari sosok yang menginspirasi dan yang telah membawa penerangan hidup dari masa ke masa.

Gambar 4: Masjid Abu Bakar (atas), dan 
Masjid Umamah (bawah)
Sumber: Dokumentasi pribadi
Tepat di samping komplek Masjid Nabawi, terdapat Masjid Abu Bakar dan juga Masjid Umamah, yang juga menjadi tujuan singgah para peziarah. Kenangan yang selalu terasa adalah mendengar adzan langsung dari Masjid Nabawi, dan melaksanakan sholat 5 waktu di sana, dalam cuaca dingin yang memeluk erat tengkuk, karena pada awal tahun biasanya kondisi tanah Saudi Arabia dalam kondisi masih musim dingin. Bahkan buah kurma yang didiamkan di luar ruangan pada pagi hari pun bisa dengan cepat terbungkus kristal es.

Gambar 5: Masjid Quba
Sumber: Dokumentasi pribadi
Selain Masjid Nabawi di kota Madinah,  bergeser sedikit ke kota Quba dijumpai sebuah masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, yakni Masjid Quba. Suasa spiritual yang juga kuat sangat terasa ketika melaksanakan sholat sunnah di dalamnya. Di samping lorong menuju ruang masjid utama, ada sebuah lahan yang berisi makam. Pada saat itu saya tidak sempat bertanya makam siapa saja yang ada di dalamnya, namun dalam jumlah yang lumayan banyak, saya yakin bahwa itu juga makam dari para sahabat Nabi SAW. Pelataran Masjid Quba ini terbilang sangat khas,dihiasi pohon-pohon kurma yang menambah sejuk suasana ramai pelataran. Selain itu yang juga khas Masjid Quba adalah kubahnya, di mana kubahnya dikelilingi oleh burung merpati dalam jumlah besar, yang beristirahat di atas kubah.


Gambar 6: Jabal Rahmah (kotak kecil atas), Jabal Nur (kotak kecil bawah),
dan Jabal Uhud (gambar belakang).
Sumber: Dokumentasi pribadi
Selain masjid-masjid tersebut, ada lagi banyak tempat yang menjadi napak tilas sejarah perjuangan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW. Sebut saja Jabal Nur dan Gua Hira yang menjadi saksi saat Muhammad diangkat menjadi Nabi dan menerima wahyu untuk pertama kalinya. Ada juga Jabal Tsur yang menjadi tempat persembunyian Nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya, Abu Bakar RA saat dikejar dan akan dibunuh oleh kaum kafir Quraisy. Kemudian juga tak lupa mengunjungi Jabal Rahmah di kota Arafah, yang menurut sejarah tempat tersebut merupakan tempat pertemuan pertama Nabi Adam AS dan Siti Hawa di muka bumi, setelah mereka diturunkan dari surga. Saat di Jabal Rahmah, kita bisa memanjatkan doa kepada Allah untuk diberikan kebahagiaan bersama pasangan hidup, dan tentunya meminta diberikan petunjuk untuk segera diberikan pasangan bagi yang masih sendiri. Selain itu, saya juga mengunjungi Jabal Uhud dan makam Uhud, yang memberi pelajaran agar kita selalu taat pada kebenaran dan selalu menahan diri untuk tidak gegabah. Di mana menurut sejarah, Jabal Uhud merupakan tempat terjadinya perang Uhud, saat di mana pasukan Islam mengalami kekalahan akibat tidak mematuhi perintah Nabi SAW dan terlalu serakah terhadap harta rampasan.

Gambar 7: Museum Hudaibiyah (atas), dan
Masjid Apung (bawah).
Sumber: Dokumentasi pribadi
Untuk tempat wisata lainnya, ada museum Hudaibiyah, yang terkenal dengan sejarah perjanjian Hudaibiyah antara umat Islam dan kaum kafir Quraisy. Museum Hudaibiyah berisi berbagai replika dari tempat-tempat mulia, seperti replika pintu Kabah, maqam Nabi Ibrahim AS, sumur zamzam, dan lainnya. Di kota Jeddah, terdapat sebuah masjid terkenal, bernama Masjid Rahmah atau lebih dikenal dengan Masjid Apung. Masjid yang fondasinya terletak di bawah pasir pantai, sehingga saat air pasang, masjid akan terlihat mengapung di atas air laut. Dan masih banyak lagi tempat-tempat wisata dan ziarah lainnya di tanah Saudi yang tak boleh terlewatkan untuk dikunjungi, termasuk pasar kurma di Madinah dan Corniche Commerical Center di Jeddah

Semoga saya dan para pembaca bisa kembali mengunjungi jejak sejarah Nabi Muhammad SAW dalam memperjuangkan ajaran Islam, agar bisa memetik pelajaran dari setiap kisah yang diceritakan, dan selalu menjadi teladan dalam bertindak-tanduk di kehidupan sehari-hari.
Sekian.


Jakarta, 16 Zulqadah 1436 H.

No comments:

Post a Comment