Kawasan Padat Penduduk, Menteng Raya, Jakarta Pusat. |
Dahulu, sungai dan manusia adalah dua hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan satu sama lain. Banyak manfaat dari sungai, di antaranya adalah untuk pengairan, sumber air minum, sumber air bersih dan manfaat lainnya.
Namun, sekarang keadaan sudah berbalik, dari yang semula menguntungkan menjadi sangat merugikan. Sungai menjadi salah satu tempat alternatif untuk membuang sampah rumah tangga dan limbah pabrik. Bukan hanya itu, yang membuat air sungai di ibukota sudah tak layak untuk dikonsumsi lagi adalah para penduduk bantaran yang dengan senang hati menjadikan sungai sebagai toilet umum. Sungguh, sangat sesuatu yang sangat tidak sedap dipandang mata maupun untuk dibayangkan, bukan?
Apa yang terjadi? Sungai mulai berwarna gelap, bau tak sedap dan juga banyak penyakit yang diidap. Manusia kini tak bisa lagi mendapatkan manfaat dari sungai, khususnya sungai-sungai di ibukota yang sarat akan hiruk pikuk dan kepadatan kota.
Penyakit luar dan dalam, kondisi tak nyaman di bantaran sungai, serta menimbulkan bencana banjir pun tak tertahan lagi, namun manusia pun justru tak henti menambah buruk kondisi tersebut. Mimpi pemerintah menciptakan sarana transportasi air pun seakan sirna dan tenggelam, terkubur bersama tumpukan sampah sungai.
Di manakah akal sehat manusia? Masihkah ada hati untuk menjaga sungai? Maukah manusia berbaikan dengan sungai? Maukah manusia kembali menjalin hubungan baik dengan sungai? Mulailah dari diri sendiri, hilangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan, berbagi dengan mereka yang tidak tahu untuk menciptakan harmoni alam yang sesungguhnya.
Karet Semanggi,
29 Agustus 2013 M / 22 Syawal 1434 H.
No comments:
Post a Comment