Gambar pertama ini menunjukkan gambar berwarna dominan hijau dan coklat. Ya, mereka adalah tanah dan tanaman, dua hal yang pada lazimnya saling berhubungan satu sama lain. Lebih tepatnya, gambar di samping adalah gambar dari tanaman cabe rawit (Capsicum annuum). Biasa lah ya, di rumah-rumah tuh kalo yang senang tanam apapun, biasanya sering dijumpai tanaman cabe. Apalagi yang di rumahnya masih ada emak-emak, paling seneng deh mereka nebar cabe-cabe yang udah busuk ke dalam pot tanaman, walaupun di pot tersebut udah ada "penghuni"-nya.
Nah kalo udah tumbuh, mereka bakal bergerombol, bukan karena mereka pengecut, tapi karena memang di dalam satu buah cabe itu mengandung banyak biji-biji yang tipis dan rapuh (halah). Tapi kalo sudah terkena seleksi alam, entah itu karena hama, pembusukan akar, tersaing nutrisi atau sebab lainnya, pasti deh yang bertahan hidup sampai berbuah banyak cuma bisa dihitung jari tangan, entah itu 1, 2, 3 atau 4 tanaman yang sukses.
Nah, baru tau juga nih belakangan ini kalo tingkat kepedasan itu ada juga ukuran/satuannya, namanya Scoville Scale, nah berdasarkan penelitian dari para peneliti rasa pedas, cabe rawit ini memiliki tingkat kepedasan 50000-100000 Scoville scale, atau lebih mudahnya adalah tingkat 4 dari skala 5, dari bentuknya yang sekecil itu. Wow banget gak sih, wajar lah ya kalo ada ungkapan "kecil-kecil cabe rawit".
Nah, kalo yang satu ini gak tau nih ini namanya tanaman apa, tapi kata tetangga sih nanti tanaman itu bisa berbunga bagus. Iya memang ini tanaman yang dikasih sama tetangga, dan cuma tinggal plug&play a.k.a "Potek&Colok" tanaman ini bisa langsung tumbuh subur. Punya firasat juga sih ini kayanya tanaman yang sejenis liar, bisa dilihat dari cara berkembang biaknya yang semudah itu. *gila ya, cari kerja aja susah, eh ini tanaman gampang banget beranak pinak*.
Dilihat dari tekstur dan bentuk daunnya, agak-agak mirip dikit sama daun tanaman wortel ya, tapi ini agak lebih kasar aja dikit. Penasaran? Sama, gue juga. Lihat nanti aja deh ya kalo tanaman ini sudah berbunga dengan indahnya. Mari kita angkat tangan kita, kita bermunajat kepada-Nya agar tanaman ini segera diberikan hidayah untuk segera berbunga secepatnya. Al-Faatihah..... *berdoa* #amin.
Untuk gambar di samping ini, mostly people already have known about it. Yes, it's four o'clock flower, alias bunga pukul empat (Mirabilis jalapa). Tanaman ini bisa berfungsi sebagai tanaman pagar/tanaman hias, nah tapi harus tetap dipantau ya, karena penyebaran bijinya yang sangat mudah dan cepat, bisa-bisa malah jadi gulma bagi tanaman lainnya loh. Tanaman ini dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan luka/jerawat pada wajah menggunakan tepung yang terkandung dalam bijinya. *and it works, I've tried it*. Bunganya memiliki aroma yang sangat harum, terutama sekitar jam 5-9 pm, saat bunga itu lagi sedang mekar-mekarnya.
Hal yang sekiranya mengesankan tentang tanaman ini adalah pertahanan hidupnya, you know what? Gambar yang ada di samping itu adalah tanaman yang sudah berusia bertahun-tahun +/- 3 tahun. Rahasianya adalah sesuatu yang berbentuk umbi pada akarnya, nah kalo tanaman ini tumbuh di tanah yang sudah agak mengeras dan kita ingin mencabutnya, lalu kemudian kita mencabutnya hanya dari pangkal tanamannya, maka tanaman itu akan meninggalkan umbinya yang di kemudian hari umbi tersebut akan kembali memunculkan tunasnya.
You know the picture on the left side? Kalo gak tau, ini nama umumnya Samurai Spider. Nah gue baru tau ini sebutannya sebagai Samurai Spider pas nonton tayangan di National Geographic Channel, lupa nama acaranya apa, pokoknya pas di sesi itu tayangan tentang sumo laba-laba di Jepang, nah karena di Jepang terkenal dengan samurai dan adegan persumoan laba-laba itu mirip dengan adegan perkelahian samurai, maka dinamai lah jadi Samurai Spider.
Laba-laba ini adalah jenis laba-laba yang menenun jaring berbentuk spiral, dan untuk jenis ini mereka menenun jaring tambahan di tengah jaring utama, disebut sebagai stabilimenta, yang berfungsi untuk kamuflase terhadap mangsa. Fungsi pertama supaya si laba-laba kelihatan lebih besar, dan fungsi kedua untuk memantulkan cahaya kepada predator, karena stabilimenta itu akan sedikit memantulkan cahaya bagi mata yang peka, seperti burung. Makanannya ya kaya laba-laba pada umumnya, yakni serangga. Umumnya lalat, kupu-kupu, capung, dll. Tapi tak jarang juga gue kasih kecoa, yaaah itung-itung membasmi serangga dengan cara alami atau organik tanpa pestisida *tsaaah*.
Tau gak buah apa ini? Kasih petunjuk deh, rasanya asem, bentuknya mirip jeruk yang udah dikupas, tapi sekilas mirip anggur ijo. Nyerah? Iya deeeh, ini namanya buah cerme (Phyllanthus acidus).
Tanaman ini jenis tanaman perdu. Daun dan bunganya bentuk majemuk, atau satu tangkai terdiri dari banyak daun dan bunga. Buahnya itu rasanya asem banget, lebih asem dari bau keringet deh, asli. Tapi yang ini asemnya seger, sering dibuat jadi manisan dan rujak tumbuk. Manisan cerme sering dijumpai saat lebaran tiba, karena juga kebetulan pohon cerme yang ada di rumah ini berbuahnya selalu menjelang lebaran, tau aja kalo bakalan dibikin jadi manisan. Nah kalo daunnya dipercaya berkhasiat untuk menurunkan panas demam, diolah menjadi bubur daun yang disebut sebagai boreh. Nah boreh ini baunya gak kalah asem sama buahnya, tapi terasa hangat pas dibalurin ke jidat atau bagian tubuh lainnya saat terserang penyakit panas demam.
FYI, pohon cerme yang ada di rumah ini usianya sudah belasan tahun loh, sebenernya ini pohon punya bibi gue yang sudah meninggal, pemberian dari temannya yang notabene adalah kepala sekolah gue waktu di madrasah ibtidaiyah. Menurut cerita sih, waktu pohon itu masih kecil sering banget digangguin sama kambing, terus jadi dehh dipakein karpet biar gak dimakanin lagi. Alhamdulillah ini pohon awet banget sampe sekarang, yaaa walaupun kadang bikin banyak kerjaan kalo lagi musim berbuah gini, banyak banget daun-daun yang meranggas a.k.a berguguran. Sapu sana, sapu sini.
Nah, kalo yang satu ini, ini adalah anak tanaman bunga rosela (Hibiscus sabdariffa) yang terkenal itu loh. Dikasih sama tetangga pas masih jadi biji yang masih ada di dalem bunganya yang kering, dan yang selamat tingga 4 potong aja. Sejak ditanam pada pertengahan Ramadhan 1434 H, tanaman ini sekarang sudah mencapai tinggi +/- 15 cm.
FYI, rosela ini bunga berwarna merah yang sering diseduh sebagai teh, pengganti daun teh pada umumnya. Belum pernah nyoba juga rasanya kaya gimana, tapi sih katanya rasanya seger-seger gitu. Berkhasiat sebagai anti-oksidan yang bisa melawan berbagai penyakit, dan juga berbagai khasiat lainnya yang kalian bisa lihat di berbagai sumber.
Daaaan, yang satu ini adalah? Tau dong ini daun apa? Yap, ini daun seledri (Apium graveolens). Sering liat kan? Pastinya! Nah kalo lagi beli bakso atau bubur ayam pasti nemuin daun ini deh. Daun seledri punya aroma yang khas dan kuat, mengandung vitamin A yang tinggi, sekitar 8% dari 100 gram (sumber : USDA in http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/2899?qlookup=11143&max=25&man=&lfacet=&new=1).
Di rumah sering sih tanem seledri, pernah berhasil beberapa kali tapi ya gitu deh, mandek di tengah jalan. Tiba-tiba busuk aja pangkal tanamannya. Nah sekarang ini Insya Allah berhasil sampai dapat bibit yang diharapkan, buat memperbanyak tanaman dengan cara generatif. Kalo vegetatifnya sih gampang, beli aja satu ikat seledri di tukang sayur, potong bagian yang masih berakar, agak dipangkas akarnya terus dimasukin ke dalem pot yang udah diisi tanah deh. Siramnya kaya biasa aja, 2 kali sehari siap action. Jangan lupa diperhatiin kegemburan tanahnya di awal-awal penanaman, biar akarnya bisa melenggang bebas dan tanaman akan jadi lebih subur. Kalo mau dipake daunnya sebelum panen pun juga bisa, misalkan mau masak indomie atau apa gitu, nah bisa tuh dipotong bagian daunnya yang udah gemuk batangnya, bisa cukup pake 1-2 batang buat 1 porsi besar.
Oh iya, karena mengandung vitamin A, berarti seledri juga bagus loh buat kesehatan mata. Caranya ya bukan digosok-gosokin ke mata loh ya, tapi lewat cara mengonsumsi daun seledri secara rutin. Daun seledri juga dipercaya berkhasiat untuk kesehatan dan keindahan rambut, kalo cara sederhananya cukup ambil beberapa batang seledri, terus digerus kasar kemudian digosok-gosokin ke rambut yang lembab, kemudian dibilas sampai bersih. Dan buktikan sendiri berbagai khasiat lainnya.
Terima kasih dan sampai jumpa di sesi selanjutnya :)
Di rumah sering sih tanem seledri, pernah berhasil beberapa kali tapi ya gitu deh, mandek di tengah jalan. Tiba-tiba busuk aja pangkal tanamannya. Nah sekarang ini Insya Allah berhasil sampai dapat bibit yang diharapkan, buat memperbanyak tanaman dengan cara generatif. Kalo vegetatifnya sih gampang, beli aja satu ikat seledri di tukang sayur, potong bagian yang masih berakar, agak dipangkas akarnya terus dimasukin ke dalem pot yang udah diisi tanah deh. Siramnya kaya biasa aja, 2 kali sehari siap action. Jangan lupa diperhatiin kegemburan tanahnya di awal-awal penanaman, biar akarnya bisa melenggang bebas dan tanaman akan jadi lebih subur. Kalo mau dipake daunnya sebelum panen pun juga bisa, misalkan mau masak indomie atau apa gitu, nah bisa tuh dipotong bagian daunnya yang udah gemuk batangnya, bisa cukup pake 1-2 batang buat 1 porsi besar.
Oh iya, karena mengandung vitamin A, berarti seledri juga bagus loh buat kesehatan mata. Caranya ya bukan digosok-gosokin ke mata loh ya, tapi lewat cara mengonsumsi daun seledri secara rutin. Daun seledri juga dipercaya berkhasiat untuk kesehatan dan keindahan rambut, kalo cara sederhananya cukup ambil beberapa batang seledri, terus digerus kasar kemudian digosok-gosokin ke rambut yang lembab, kemudian dibilas sampai bersih. Dan buktikan sendiri berbagai khasiat lainnya.
Terima kasih dan sampai jumpa di sesi selanjutnya :)
No comments:
Post a Comment