Tulisan ini dibuat saat sedang rindu
dengan 2 Tanah Suci, Makkah dan Madinah. Dan akan selalu rindu...
Siapa yang tidak kenal dengan 2 tempat
tersebut? Bahkan umat non-muslim pun mengenalnya. Semua umat Islam pasti ingin
selalu dekat dengan tuhannya, fitrahnya sih begitu. Ada banyak jalan
bagi manusia untuk merasa dekat dengan-Nya, beribadah dengan penuh keikhlasan
akan terasa manis dalam jiwa, itu yang bisa disebut sebagai salah satu manisnya
iman. Dua di antara ibadah lain adalah Haji dan Umroh, yang secara harfiah
berarti “mengunjungi” atau “berziarah”. Kita tahu, Haji dan Umroh adalah sebuah
ritual kegamaan sebagai puncak aktualisasi diri terhadap tuhan-Nya, dengan cara
mengunjungi tempat-tempat yang paling dirahmati, Makkan dan Madinah. Di mana di
kedua kota tersebut berisi banyak catatan sejarah dalam bentuk artefak
gunung-gunung dan bangunan-bangunan yang menggugah nurani. Peninggalan
perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, seakan terasa kuat saat
berhasil mengunjungi tempat-tempat tersebut.
Gambar
1: Ka’bah
Sumber:
Dokumentasi pribadi
|
Tempat dengan suasana spritual paling
kuat adalah Kabah, yang terletak di kota Makkah. Masih ingat saat awal 2015
mengunjungi tempat tersebut dalam rangka ibadah Umroh, secara refleks air mata
turun membasahi kelopak mata ketika kaki menginjak pelataran Masjidil Haram,
tempat Kabah berdiri kokoh di dalamnya. Entahlah apa yang saat itu saya
pikirkan, namun hanya batin yang mampu memaknainya. Speechless, karena
merasa pada akhirnya mampu melihat langsung sebuah simbol umat Islam terbesar
yang ada. Terlebih saat melihat langsung bangunan kubus hitam berhias benang
emas tersebut, seakan diri ini jatuh ke dalam titik taubat yang paling dalam.
Guru saya berkata, jika kita berhasil menitikkan air mata tanpa sebab yang
jelas saat melakukan ibadah, justru kita telah merasakan getaran iman dalam
hati. And I thought I did it.
Gambar 2: Pelataran dan Payung Masjid Nabawi
Sumber: Dokumentasi pribadi
|
Selain Kabah di kota Makkah
al-Mukarrom, ada tempat lain yang menjadi saksi sejarah kebangkitan umat Islam
di kota Madinah, ia adalah Masjid Nabawi, Masjid yang dibangun langsung oleh
tangan mulia Nabi Muhammad SAW. Sebelum bercerita mengenai Masjid Nabawi, saya
selalu terkesan dengan sepanjang perjalanan dari Makkah-Jeddah-Madinah yang
melewati jalan panjang, di mana di sisi jalan banyak dijumpai pegunungan batu.
Ada bagian di mana saya takjub dengan banyaknya batu-batu sebesar kira-kira ban
mobil bertebaran di sisi jalan. Menurut kisah, batu-batu tersebut adalah sisa
dari kisah zaman Nabi Nuh AS yang sengaja tidak dibereskan.
Gambar 3: Bebatuan besar sepanjang jalan menuju Madinah
Sumber: Dokumentasi pribadi
|
Selain itu banyak
dijumpai padang pasir yang berhias hewan unta yang sedang digembala. Kembali
kepada Masjid Nabawi, sebuah masjid yang khas dengan payung-payungnya, di mana juga
di dalamnya terbaring jasad Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq
dan Umar bin Khattab. Serta terdapat juga makam Baqi, makam para sahabat Nabi
yang lain. Konon, makam Nabi Muhammad SAW tak lain merupakan rumahnya, di mana
menurut cerita sejarah, rumahnya itu dikelilingi oleh sebuah taman, yang saat
ini disebut sebagai Roudhah Jannah atau Taman Surga. Di dalam Masjid Nabawi
juga terdapat mimbar Nabi yang terletak disamping kubikel makam. Sampai saat
ini, dan mungkin sampai kapanpun, makam tersebut tak pernah sepi dikunjungi
oleh para peziarah Muslim dari seluruh penjuru dunia, yang dengan antusias
ingin melihat langsung makam dari sosok yang menginspirasi dan yang telah
membawa penerangan hidup dari masa ke masa.
Gambar 4: Masjid Abu Bakar (atas), dan
Masjid Umamah (bawah)
Sumber: Dokumentasi pribadi
|
Tepat di samping komplek Masjid
Nabawi, terdapat Masjid Abu Bakar dan juga Masjid Umamah, yang juga menjadi
tujuan singgah para peziarah. Kenangan yang selalu terasa adalah mendengar
adzan langsung dari Masjid Nabawi, dan melaksanakan sholat 5 waktu di sana,
dalam cuaca dingin yang memeluk erat tengkuk, karena pada awal tahun biasanya
kondisi tanah Saudi Arabia dalam kondisi masih musim dingin. Bahkan buah kurma
yang didiamkan di luar ruangan pada pagi hari pun bisa dengan cepat terbungkus
kristal es.
Gambar 5: Masjid Quba
Sumber: Dokumentasi pribadi
|
Selain Masjid Nabawi di kota
Madinah, bergeser sedikit ke kota Quba
dijumpai sebuah masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, yakni
Masjid Quba. Suasa spiritual yang juga kuat sangat terasa ketika melaksanakan
sholat sunnah di dalamnya. Di samping lorong menuju ruang masjid utama, ada
sebuah lahan yang berisi makam. Pada saat itu saya tidak sempat bertanya makam
siapa saja yang ada di dalamnya, namun dalam jumlah yang lumayan banyak, saya
yakin bahwa itu juga makam dari para sahabat Nabi SAW. Pelataran Masjid Quba ini
terbilang sangat khas,dihiasi pohon-pohon kurma yang menambah sejuk suasana
ramai pelataran. Selain itu yang juga khas Masjid Quba adalah kubahnya, di mana
kubahnya dikelilingi oleh burung merpati dalam jumlah besar, yang beristirahat
di atas kubah.
Gambar 6: Jabal Rahmah (kotak kecil atas), Jabal Nur (kotak kecil bawah),
dan Jabal Uhud (gambar belakang).
Sumber: Dokumentasi pribadi
|
Selain masjid-masjid tersebut, ada
lagi banyak tempat yang menjadi napak tilas sejarah perjuangan Islam pada masa
Nabi Muhammad SAW. Sebut saja Jabal Nur dan Gua Hira yang menjadi saksi saat
Muhammad diangkat menjadi Nabi dan menerima wahyu untuk pertama kalinya. Ada
juga Jabal Tsur yang menjadi tempat persembunyian Nabi Muhammad SAW bersama
sahabatnya, Abu Bakar RA saat dikejar dan akan dibunuh oleh kaum kafir Quraisy.
Kemudian juga tak lupa mengunjungi Jabal Rahmah di kota Arafah, yang menurut
sejarah tempat tersebut merupakan tempat pertemuan pertama Nabi Adam AS dan
Siti Hawa di muka bumi, setelah mereka diturunkan dari surga. Saat di Jabal
Rahmah, kita bisa memanjatkan doa kepada Allah untuk diberikan kebahagiaan
bersama pasangan hidup, dan tentunya meminta diberikan petunjuk untuk segera
diberikan pasangan bagi yang masih sendiri. Selain itu, saya juga mengunjungi
Jabal Uhud dan makam Uhud, yang memberi pelajaran agar kita selalu taat pada
kebenaran dan selalu menahan diri untuk tidak gegabah. Di mana menurut sejarah,
Jabal Uhud merupakan tempat terjadinya perang Uhud, saat di mana pasukan Islam
mengalami kekalahan akibat tidak mematuhi perintah Nabi SAW dan terlalu serakah
terhadap harta rampasan.
Gambar 7: Museum Hudaibiyah (atas), dan
Masjid Apung (bawah).
Sumber: Dokumentasi pribadi
|
Untuk tempat wisata lainnya, ada
museum Hudaibiyah, yang terkenal dengan sejarah perjanjian Hudaibiyah antara
umat Islam dan kaum kafir Quraisy. Museum Hudaibiyah berisi berbagai replika
dari tempat-tempat mulia, seperti replika pintu Kabah, maqam Nabi Ibrahim AS,
sumur zamzam, dan lainnya. Di kota Jeddah, terdapat sebuah masjid terkenal,
bernama Masjid Rahmah atau lebih dikenal dengan Masjid Apung. Masjid yang
fondasinya terletak di bawah pasir pantai, sehingga saat air pasang, masjid
akan terlihat mengapung di atas air laut. Dan masih banyak lagi tempat-tempat
wisata dan ziarah lainnya di tanah Saudi yang tak boleh terlewatkan untuk dikunjungi, termasuk pasar kurma di Madinah dan Corniche Commerical Center di Jeddah
Semoga
saya dan para pembaca bisa kembali mengunjungi jejak sejarah Nabi Muhammad SAW
dalam memperjuangkan ajaran Islam, agar bisa memetik pelajaran dari setiap
kisah yang diceritakan, dan selalu menjadi teladan dalam bertindak-tanduk di
kehidupan sehari-hari.
Sekian.
Jakarta, 16 Zulqadah 1436 H.