WALL’S MAGNUM DARI
TAHUN KE TAHUN
Siapa tak kenal dengan es krim? Apalagi produk turunan dari Unilever, yang dikenal dengan Wall's Magnum. Wall’s Magnum mulai diproduksi dan
dipasarkan pada tahun 1987 dengan jenis Original Magnum dan mulai
dipasarkan secara menyeluruh pada tahun
1994. Kemudian mulai muncul di Indonesia sejak tahun 2000-an dalam varian es
krim dan juga es krim sandwich, diikuti kemunculan produk yoghurt beku di akhir
2002. Dikarenakan Magnum yang memposisikan produknya sebagai produk yang
berkelas premium, pada tahun-tahun itu masyarakat Indonesia masih hanya
memasuki tahapan brand awareness terhadap Magnum, belum mencapai tahapan
purchase decision untuk produk yang tidak tahan lama dengan harga yang
cukup tinggi.
Tahun demi tahun berlangsung, pada
2010 kembali Magnum memperkenalkan diri dengan konsep yang masih premium namun
pada tahun tersebut dirasa sudah cukup tepat untuk meluncurkan produk makanan
ringan dengan harga yang cukup tinggi, mengingat pendapatan dan gaya hidup
masyarakat Indonesia yang sudah meningkat. Tahun berikutnya, 2011, Unilever
melalui Magnum mulai merambah bisnis kafe bernama Magnum Cafe. Dibuka pertama
kali pada 27 Februari 2011 di Mall Grand Indonesia. Pada saat itu, Magnum Cafe
sangat ramai dipadati pengunjung yang penasaran ingin mencoba sebuah cara baru
untuk menikmati es krim. Pada awalnya, Magnum Cafe hanya direncakan buka selama
3 bulan, namun melihat antusiasme masyarakat yang sangat tinggi, akhirnya
Magnum Cafe tetap dibuka hingga saat ini, dengan varian menunya yang cukup
bervariatif dengan tetap menggunakan es krim Magnum sebagai bahan utamanya.
Kemudian untuk merambah pasar yang
lebih kecil, Magnum meluncurkan produk Magnum Mini pada Juni 2013. Bukan hanya
untuk pasar yang lebih kecil, akan tetapi juga untuk mereka yang memiliki
sedikit waktu senggang di hari kerja namun tetap ingin menikmati kelezatan es
krim Magnum. Hingga saat ini, 2014, Magnum sudah mengeluarkan banyak inovasi
varian rasa yanng dipasarkan di Indonesia, antara lain : Magnum Classic, Magnum
Gold, Magnum Infinity, Magnum Mini, Magnum Strawberry, Magnum Mint, Magnum
White, dan lain sebagainya.
MODEL BISNIS WALL'S MAGNUM
Model bisnis, secara mudah diartikan sebagai sebuah dasar pemikiran tentang bagaimana menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Dalam ulasan ini digunakan model bisnis yang digambarkan dalam sebuah kanvas bisnis, yang mengilustrasikan model bisnis sebuah perusahaan. Kanvas model bisnis yang digunakan adalah yang dicetuskan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012) yang disadur dari bukunya berjudul Business Model Generation. Dari hasil identifikasi menggunakan data sekunder, didapati data-data untuk menggambarkan bagiamana model bisnis Wall's Magnum dalam kanvas model bisnis atau business model canvas (BMC). Hasil pengkanvasannya tergambar dalam kanvas di bawah ini:
Gambar 1: Kanvas Model Bisnis (BMC) Wall’s Magnum
Sumber: Hasil identifikasi independen
|
1. Customer Segments
Wall’s Magnum memposisikan diri sebagai produk kelas premium yang sarat akan kemewahan. Ditujukan untuk mereka para penikmat es krim yang berada di tingkatan sosial ekonomi menengah ke atas atau SEC mid-end. Selain itu, Wall’s Magnum juga menyasar target tersendiri yang mereka namakan sebagai pleasure seeker, bisa diartikan sebagai kalangan konsumen penikmat es krim yang selalu mencoba hal-hal baru yang dianggap sebagai sesuatu yang fenomenal dan menyenangkan.
2. Value Proposition
Seperti yang telah disebutkan di atas, Wall’s Magnum menawarkan nilai berupa es krim dengan kelas premium dan dibuat dari bahan baku berkualitas tinggi, yang akan memberikan rasa self-esteem bagi penikmatnya. Pengalaman tersebut juga didapat dari varian rasa yang sangat banyak yang ditawarkan oleh Wall’s Magnum.
3. Customer Relationship
Seperti produsen pada umumnya, Wall’s Magnum menyediakan layanan suara konsumen melalui hotline di nomor 021-5262112 untuk menampung semua keluhan pelanggan yang nantinya akan ditangani untuk pengembangan produk. Kemudian untuk membina dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan, Wall’s Magnum saat ini sudah hampir tahun ke-3 mengelola Magnum Cafe yang berlokasi di Grand Indonesia. Magnum Cafe dirancang untuk menjadi satu tempat tersendiri untuk menikmati suasana berkelas sambil menikmati berbagai hidangan inovatif dari es krim Magnum. Magnum Cafe dibuka pada tanggal 27 Februari 2011 yang pada saat itu direncanakan akan buka hanya untuk jangka waktu 3 bulan, namun hingga saat ini masih terus dijalankan mengingat antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap kehadiran Magnum Cafe.
Wall’s Magnum juga pernah mengajak pelanggannya untuk bermain saat peluncuran Magnum Mini di pertengahan tahun 2013. Pleasure seeker, demikian penikmat Magnum disebut, diajak untuk menonton vidio iklan Magnum yang disutradarai oleh artis Luna Maya, kemudian menghitung berapa jumlah es krim Magnum yang terlihat di iklan. Pada akhir tayangan, ada pertanyaan muncul “How Much Magnum Mini You Can Find?” dan juga ada banyak pilihan jawaban yang muncul di layar, penonton diminta untuk memilih jawaban untuk mengecek apakah jawaban tersebut benar atau tidak. Hadiah bagi yang benar adalah Magnum Mini itu sendiri. Kemudian yang terbaru saat ini adalah, melalui produk Magnum Infinity, Wall’s Magnum membuka kompetisi berhadiah liburan ke London untuk 4 orang pemenang. Terakhir, mengikuti perkembangan zaman, gaya hidup dan teknologi informasi, Wall’s Magnum juga membuat akun Twitter sebagai penghubung dengan pleasure seeker sebagai konsumennya.
4. Channel
Untuk meraih konsumen, Wall’s Magnum masih terus gencar beriklan di televisi, media cetak, internet, kegiatan-kegiatan, dan yang tak kalah penting adalah para penjual es krim Wall’s keliling melalui sepeda ataupun gerobak keliling dengan musik khas Wall’s. Selain itu juga terkenal dengan istilah Magnum Cafe, sebagai perpanjangan penjualan produk Magnum yang telah dimodifikasi untuk pelanggan. Tak kalah pentingnya adalah penjualan melalui event.
5. Revenue Streams
Dari keempat elemen sebelumnya, bisa ditarik benang merah bahwa Wall’s Magnum meraih pendapatan melalui penjualan produk dan juga penjualan variasi menu Magnum di Magnum Cafe.
6. Key Activities
Kegiatan utama yang dilakukan oleh Wall’s Magnum adalah kegiatan produksi es krim dari hulu ke hilir, pemasaran produk baik secara B2C maupun B2B, mengelola Magnum Cafe mulai dari desain ruangan hingga desain produk, dan terakhir adalah membuat iklan elektronik maupun cetak untuk menarik perhatian dan memengaruhi keputusan untuk membeli produk dari penonton/pembaca.
7. Key Resources
Untuk menunjang berjalannya kegiatan utama Wall’s Magnum, sumber daya yang dimiliki berupa merek dagang Magnum, sumber daya manusia (karyawan kantor, karyawan pabrik, tenaga pemasaran, teknisi, IT, dan lainnya), teknologi atau mesin yang mutakhir, brand endorser yang berfungsi sebagai penarik massa dari iklan yang dibuat, chef atau koko untuk ditugaskan di Magnum Cafe, dan yang paling penting adalah ketersediaan bahan baku yang berkualitas.
8. Key Partners
Melihat ketujuh elemen tersebut di atas, mitra yang dibutuhkan adalah pemasok bahan baku terpercaya, pengelola mal untuk birokrasi Magnum Cafe, agen/toko/minimarket/swalayan selaku pengecer Wall’s Magnum untuk memudahkan konsumen dalam membeli produk, dan terakhir adalah manajer artis yang digunakan sebagai brand endorser iklan-iklan Wall’s Magnum.
9. Cost Structure
Elemen terakhir, biaya yang perlu dikeluarkan untuk menunjang kelancaran semua aktifitas adalah antara lain biaya SDM, biaya produksi, biaya maintenance (termasuk untuk Magnum Cafe), biaya untuk marketing kit (termasuk biaya untuk kompetisi), biaya perawatan sepeda dan gerobak keliling.
Gambar 2: Buku Business Model Generation Sumber: Dokumentasi pribadi |
Model bisnis yang telah dipaparkan hanya model bisnis as-is atau kondisi aktual, para pembaca bisa lagi mengembangkannya menjadi model bisnis to-be yang merupakan usulan modifikasi/inovasi/penambahan nilai atau segmen yang bisa menambah profitabilitas produk Wall's Magnum di masa mendatang. Untuk bacaan lebih lanjut tentang Business Model Canvas atau Business Model Generation, bisa membaca buku dengan judul yang sama, karangan abang Osterwalder dan abang Pigneur. Atau mungkin ingin menemukan jalan karir yang tepat, bisa membaca referensi buku dengan judul Business Model You. Selamat membaca!
Sumber bacaan:
Business Model Generation (Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2014)